Powered By Blogger

Karya Ilmiah & Non Ilmiah

I. Pengertian Karya Ilmiah.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi, atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif danjujur dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan bukti-bukti empiric.

II. Ciri – Ciri Karya Ilmiah

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. , sikap penulisSikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.d. penggunaan bahasaBahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

III. Macam-macam Karya Ilmiah

Dibawah ini yang termasuk macam-macam karya ilmiah antaralain:
a. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian.

b. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis

c. Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian

IV. Karya Non Ilmiah

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

V. Ciri-Ciri Karya Tulis Non-Ilmiah

Ciri-ciri yang dimiliki oleh karya tulis non ilmiah antaralain:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi
b. fakta yang disimpulkan subyektif
c. gaya bahasa konotatif dan populer
d. tidak memuat hipotesis
e. penyajian dibarengi dengan sejarah
f. bersifat imajinatif
g. situasi didramatisir
h. bersifat persuasif
i. tanpa dukungan bukti

VI. Macam-Macam Karya Non Ilmiah

Macam-macam karya non ilmiah antaralain :
a.Dongeng
Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya.

b. Cerpen
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

c. Novel
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita.

d. Drama
Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.e. RomanAdalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.


Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-penulisan-ilmiah/
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah/
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://rizqialextoramadhan.wordpress.com/2011/02/16/karya-ilmiah-dan-karya-non-ilmiah/

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif:
Kuda Sumba punya sebuah jantung
Kuda Australia punya sebuah jantung
Kuda Amerika punya sebuah jantung
Kuda Inggris punya sebuah jantung.

Bentuk-Bentuk Generalisasi

1. Generalisasi dengan Loncatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Namun fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Contoh :

Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

2. Generalisasi tanpa Loncatan Induktif

Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya. Contoh: sensus penduduk.


Analogi

Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Digunakan untuk menyusun klasifikasi. Contoh:
- Kanita adalah lulusan Akademi Dragon.
- Kanita dapat menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
- Ali adalah lulusan Akademi Dragon. Oleh sebab itu, Ai dapat menjalankan tugas'a dengan sangat baik.

Kausal

merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola:
• Sebab ke akibat :dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek
• Akibat ke sebab: dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat
• Akibat ke akibat: dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.

Sumber :
http://www.taqdire.web.id/2010/02/penalaran-induktif.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Logika

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

a. Silogisme kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:

Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Contoh silogisme Kategorial:

My : Semua pelajar SMA adalah lulusan SMP
Mn : Badu adalah pelajar SMA
K : Badu lulusan SMP

My : Tidak ada lelaki yang suka dikhianati
Mn : Luki adalah lelaki
K : Luki tidak suka dikhianati

My : Semua dosen mempunyai lulusan S1
Mn : Pak Anton bukan lulusan S1
K : Pak Anton bukan dosen

b. Silogisme hipotesis

Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen. Contoh :

1. My : Jika langit tidak mendung, hari ini tidak hujan.
2. Mn : langit tidak mendung.
3. K : Jadi, hari ini tidak hujan.

1. My : Jika tidak ada uang, barang tak bisa dibeli.
2. Mn : Barang tak bisa dibeli.
3. K : Tidak ada uang.

c. Silogisme alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh :

My : Nenek Acem berada di Jakarta atau Medan.
Mn : Nenek Acem berada di Jakarta.
K : Jadi, Nenek Acem tidak berada di Medan.

My : Dadang berbelok ke kanan atau ke kiri
Mn : Dadang tidak berbelok ke kanan.
K : Jadi, Dadang berbelok ke kiri

d. Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh Entimen :

1. Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
2. Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.


Sumber : http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/12/penjelasan-penalaran-deduktif/

;;